Tjah MbelGetDesZs's Blog

welcome to our blog

We are Magcro

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Wednesday, August 20, 2014

Tugas OSMARU FISIP UNS 2014 - Cerpen


ARAL LINTANG PERJALANAN
Oleh : Arief Rahman Hakim
Detik demi detik berhamburan membayangi fikiranku. Seperti itulah yang kurasakan berminggu-minggu sebelum UN SMA sederajat dilaksanakan. Yupz, meskipun sudah belajar tiga tahun semua pasti akan “dag-dig-dug der” jika sudah berhadapan dengan yang namanya Ujian Nasional.
Teringat dikala aku masih duduk di bangku kelas X, bandelnya minta ampun. Dari yg berangkat sering telat dikunciin gerbangnya, hingga nekat manjat pagar pun sudah barang wajib bagiku tiap minggu. Sampai pada pertengahan kelas XI pernah sering bolos masuk sekolah cuma buat nongkrong di warung.
Akhirnya awal kelas XII pun diriku mulai merasakan buah dari kesalahan yang aku lakukan. Materiku pelajaranku sangat tertinggal banyak. Hingga akhirnya papa memanggilku sewaktu pulang sekolah, “Kimi, bisa ikut papa sebentar?” kata papaku dengan senyum hangatnya. Iya papaku adalah seorang yang kalem, yang tidak pernah mau bertindak kasar kepada siapapun selagi belum terlewat batas dan masih bisa ditolerir.
“Iya pa, ini mau nyopot sepatu dulu” balasku.
“Habis ini kamu mandi, sembahyang setelah itu ikut papa.” Timpal papaku sambil membuka pintu mobil.
Jarang-jarang papa ngajak aku jalan naek mobil berdua. Apa papa punya kejutan ya buat aku. Pikirku senang sekali. Akupun bertanya“Mau kemana pa? kok tiba-tiba papa ngajakin Kimi naik mobil?”
“Udah kamu laksanain dulu yg papa perintahkan tadi, penting pokoknya. Eh jangan lupa pake pakaian yang rapi dan semodis mungkin menurut kamu, tapi sopan ya.” Tambah papaku.
Akupun jadi tambah girang, meskipun tetap hatiku bertanya-tanya.
Singkat cerita akhirnya ku berangkat bersama papaku naek mobil, diajak mengelilingi keindahan kota Dalempuran salah satu kota administratif di provinsi Jawa Tenggara. Papa mengajak aku berkeliling mulai dari kantor-kantor birokrasi di kotaku, temapt-tempat peribadatan, perumahan-perumahan elit, perkampungan kumuh.
Setiap di salah satu tempat tersebut ayahku menghentikan laju kendaraannya dan memintaku untuk membayangkan jika suatu saat nanti aku berada ditempat itu. Aku belum tahu maksud papaku sebenarnya apa, tapi aku ikutin aja perintahnya.
Aku membayangkan jika diriku menjadi seorang birokrat, dengan kekuasaan dan jaminan hidup serta pensiunku nanti bisa nyaman. Namun aku berfikir “Apa aku bisa jadi orang pintar yang mengisi kantor-kantor birokrasi, sedangkan aku sekolah saja malas-malasan kaya gini?”
Setelah dari salah satu kantor birokrasi tersebut, papa mengajakku jalan lagi hingga akhirnya berhenti di salah satu tempat peribadatan di kotaku. “Bayangkan jika kamu menjadi mereka, taat beribadah dan tidak mementingkan urusan dunia.” Suruh ayahku setelah memberhentikan mobilnya ditepi jalan dekat tempat peribadatan.
“Aku aja orangnya urakan kaya gini, masa bisa jadi orang yang taat ibadah?” fikirku.
Akhirnya kubayangkan saja diriku menjadi orang yang taat beribadah. Setiap hariku berisi kebaikan dengan sesama dan ketaatan dengan Sang Pencipta. Tanpa terbebani fikiran duniawi. Tak suka foya-foya, keluar malam buat clubbing, menghambur-hamburkan uang. Rasanya nyaman, namun penuh penderitaan bagiku yang harus meninggalkan semua kenikmatan dunia. “Nyaman sih emang di hati, tapi apa aku kuat tuk jadi seperti mereka?”
Setelah berhenti sejenak beberapa menit itu, papa kembali tancap gas mengajakku sampai ujung kota Dalempuran yang terhitung tidak terlalu besar. Papa mengantarkan aku ke perumahan elit yang bersandingan tepat dengan perumahan kumuh. Tanpa papa perintah, hatiku bergetar miris melihat perbedaan sosial yang terjadi. Seakan tanpa memandang bahkan tak mau melihat perkampungan kumuh it, perumahan elit tersebut memiliki pagar seperti benteng kerajaan yang memisahkan antara si kaya dan si miskin.
Tak ku sadari air mataku berlinang melihat kenyataan sosial saat ini, dan menyadari kesalahanku selama ini yang menyia-nyiakan fasilitas dari papaku dan waktu 2 tahun yang aku jalani dengan penuh kerugian.
Akhirnya papa melanjutkan perjalanan dan menuju ke bukit Pameling Gusti, yang memang titik paling bagus di kotaku. Papa memarkirkan mobilnya di ujung tebing, keluar dari mobil dan duduk di ujung tebing bukit pameling. Akupun mengikuti papa dan duduk di samping beliau. “Bagaimana Mi? Apa yang kamu rasakan dari perjalanan tadi?” tanya papaku dengan santai.
“Iya pa, aku baru menyadari semua yang aku lakuin selama ini ternyata salah besar pa. Aku tak tahu harus berbuat apa. Aku tak memikirkan kelak aku mau jadi apa dan apa yang aku pikirkan selama ini ternyata tak ada gunanya.” Sesalku berurai tangisku.
“Papa tak mau memaksa anak papa, kamu tau itu kan Kimi? Papa dan mama selalu dan tetap berdo’a untuk kamu agar kamu bisa menyadari diri sendiri. Koreksi pribadimu sendiri tanpa ada paksaan” ucap ayahku penuh perhatian dan wibawanya.
Singkat cerita, akhirnya aku pun bertekad agar tak mengulangi lagi kesalahanku. Papa mengikutkanku bimbel persiapan UN dan selalu mengingatkanku bahwa “Pendidikan adalah segalanya. Jangan sia-siakan masa belajarmu hanya untuk hura-hura” kata-kata itu selalu teringat di lubuk hatiku dan harus selalu bisa aku praktekkan dimanapun dan kapanpun itu.
Hingga waktu pengumuman UN tiba, aku harap-harap cemas jika aku tidak lulus dengan nilai yang sangat teramat buruk. Pukulan keras bagiku namun memang pantas buatku aku menyadari semua itu.
Amplop berisikan hasil akhir aku terima, dengan berbagai macam do’a kupersiapkan sebelum kurobek ujung amplop tersebut. Aku terduduk menangis, ku bersujud menghadap Sang Pencipta bersyukur atas kelulusan yang aku dapatkan. Dengan nilai yang lumayan baik, aku bangga karena semua itu murni hasil kerja kerasku dari kesadaranku.
Sejak saat itu aku selalu mengingat bahwa setiap orang pasti bisa berubah, dari yang buruk menjadi yang baik, dari yang baik menjadi buruk. Tergantung kemauan dan tekad tiap orang tersebut.

-= Selesai =-

Foto Kelompok Cerdas beserta Nama Anggota dan Kakak Pendamping






Berikut keterangan nama-nama anggota dan nama kakak pendamping dari kelompok Cerda OSAMRU FISIP UNS 2014.

Dari Kiri-Kanan (Bawah)
1. Reyga Radika
2. Muhammad Hammam Ghufron
3. Arifin Joko Ismoyo

Dari Kiri-Kanan (Tengah)
1. Maria Sara Kristi
2. Chresty Anggelin YosephinaWanma
3. Wahyu Utami
4. Megarani Galih Purbasari

Dari Kiri-Kanan (Atas)
1. Irfan Fathkurrahman
2. Arief Rahman Hakim
3. Ahmad Nova Akhsani Taqwim
4. Mohammad Syaroful Husna
5. Handika Adhi Setiawan
6. Firmansyah Islahudin
7. Muhammad Noverizko Adriano
8. Wahyu Febrianto (Kakak Pendamping)
9. Fathia Anindya Putri
10. Yenfie Widya Rina Happy
11. Karizsa Astary
12. Adzka Rif'ati
13. Dorotea Vita Ayudya

Foto kelompok ini diambil di salah satu lokasi di Kota Surakarta, yakni di depan Pasar Gede.

Comments

The Visitors says